Pernah merasa tidak berdaya? ketika saudaramu di aniaya, di hajar sampai
berdarah -darah di depan matamu tanpa bisa berbuat apa -apa? Itulah
yang lagi terjadi di Palestina . Batapa getirnya, melihat bocah-bocah
yang berlumur darah tergeletak bak boneka mainan di tanah akibat
hantaman rudal israel. Geram dan bingung………yah…geram, pengen balas,
pengen bantu , pengen sekedar menggendong tubuh -tubuh mungil tak
berdaya, namun tak bisa. Bingung karena parade penyiksaan di luar peri
kemanusiaan itu hanya jadi tontonan lembaga dunia yang mengaku sebagai
perserikatan bangsa-bangsa. Bingung, karena Amerika malah menganggap
benar tindakan zionis yahudi , dan malah mendukung dengan mengatakan itu
adalah tindakan membela diri. Lalu bangsa palestina dengan senjata yang
sangat terbatas, mencoba melawan sebisa-bisanya dan berlakulah hukum
alam, kejahatan yang terorganisir akan mengalahkahkan kebenaran yang
lemah. Bangsa palestina berguguran laksana helai-helai daun di musim
salju. Siapakah mereka? Merakalah saudara kita. Mereka lah yang kata
rasulullah, bagaikan satu tubuh dengan kita, merekalah yang di gambarkan
sebagai saudara kita , yang harus kita bela darah dan kehormatanya.
Namun, kemana kita waktu mereka di bantai? adakah kita mengingat mereka
di kala kita tertidur pulas, bahwa mungkin mereka belum tidur sejak
invasi dimulai? adakah terbersit dalam pikiran kita, ketika duduk
kekeyangan dan dalam waktu bersama air mata kepedihan bercampur darah
menggenangi pelupuk mata mereka? Lalu saudara seperti apakah kita?
Saudara kah kita? masih bisakah kita mengaku saudara? betapa berat
tangan kita untuk sekedar menyumbang seratus ribu. Yang bagi kita uang
sejumlah itu hanya untuk membeli satu kali makan siang kita, yang untuk
mereka bisa berubah menjadi infus, selimut, makanan, bahkan air minum
yang bisa menghapus sedikit dahaga mereka.
Pernahkah sedikit saja kita
membayangkan posisi mereka jadi posisi kita? Mungkin kita tidak akan
sanggup. Mungkin sebagian dari kita memilih mati ketimbang menjadi orang
palestina. Duka nestapa apa yang bisa menandingi ketika seorang ayah
palestina, mencoba menyembunyikan anak lelakinya yang berumur 5 tahun di
belakangnya dan sniper yahudi mencari dan memilih anggota tubuh sang
bocah untuk jadi sasaran pelurunya? Seolah-olah semua orang palestina
ditakdirkan mati di tangan YAHUDI. Merekalah saudara kita yang sedang
menunggu uluran tangan dan doa kita. Mari hapus duka mereka, mari
buktikan bahwa kita saudara. Janji Allah itu pasti benar. Bersabarlah
wahai saudara kami, bangsa palestina. Kelak batu pun akan mengatakan
keberadaan orang yahudi, ketika hari itu tiba, tidak ada tempat bagi
YAHUDI untuk melarikan diri. Seperti apa yang telah mereka perbuat saat
ini. (Achmad Sukriya, S.Ikom, Kominfo Albarkah)